Transisi menuju energi hijau semakin cepat. Pemerintah di berbagai negara menerapkan regulasi ketat untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan porsi energi terbarukan. Kilang minyak, yang selama ini identik dengan energi fosil, perlu beradaptasi agar tetap relevan di tengah perubahan besar ini.

Diversifikasi ke Biofuel

Salah satu langkah adaptasi paling nyata adalah produksi biofuel. Beberapa kilang di Eropa dan Asia telah mengonversi unit produksinya untuk mengolah minyak nabati, limbah pertanian, atau minyak jelantah menjadi biodiesel dan bioavtur. Biofuel ini dapat langsung digunakan di mesin konvensional, sehingga menjadi jembatan transisi yang praktis.

Integrasi Hidrogen

Hidrogen, terutama hidrogen hijau dari energi terbarukan, dipandang sebagai energi masa depan. Kilang minyak dapat memanfaatkannya sebagai bahan baku proses pengolahan atau bahkan memproduksi hidrogen untuk pasar energi. Beberapa kilang di Timur Tengah sudah memulai proyek hydrogen hub yang terintegrasi dengan kilang eksisting.

Teknologi Carbon Capture

Untuk mengurangi emisi, kilang mengadopsi teknologi carbon capture and storage (CCS). Teknologi ini menangkap CO₂ dari cerobong kilang, lalu menyimpannya di bawah tanah. Meski mahal, CCS dipandang sebagai cara efektif agar kilang bisa tetap beroperasi tanpa melanggar target emisi nasional.

Efisiensi Energi dan Digitalisasi

Selain beralih ke energi hijau, kilang juga dituntut meningkatkan efisiensi energi. Digitalisasi, penggunaan smart sensors, serta optimasi proses produksi bisa menurunkan konsumsi energi hingga 10–15%. Setiap penurunan konsumsi berarti mengurangi jejak karbon.

Kolaborasi dengan Pemerintah

Adaptasi tidak bisa dilakukan sendiri. Kilang perlu bekerja sama dengan pemerintah untuk mendapatkan insentif pajak, akses teknologi, atau subsidi energi terbarukan. Tanpa dukungan kebijakan, transisi ke energi hijau akan sulit dicapai.

Kesimpulan

Kilang minyak tidak akan hilang dalam waktu dekat, tetapi mereka harus bertransformasi. Dengan memproduksi biofuel, mengadopsi hidrogen, dan menerapkan CCS, kilang dapat tetap relevan sekaligus mendukung agenda energi hijau global.

One thought on “Bagaimana Kilang Minyak Beradaptasi dengan Kebijakan Energi Hijau”

Tinggalkan Balasan ke Ridwan Rusdiantoro Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *